Terbaru

Cerita Inspiratif : Gelang Kejujuran


DANAU KEJUJURANSetiap kali berbicara kejujuran, Penyair inggris terkemuka William Butler Yeast selalu ingat perkataan temannya, " Dulu saya menganggap semua orang itu baik. Saya pikir kejujuran adalah sesuatu yang dapat dengan mudah dipindahkan dari pikiran seseorang ke orang lain. Kini saya sadar itu adalah sebuah pola pikir." Mengubah pola ini tidak semudah membalik telapak tangan.

"Lihat, apa yang aku dapat" seru Sita kegirangan. Sore itu Ia menemukan gelang cantik berhiaskan permata di jok belakang taksi yang Ia tumpangi pulang kerumah. "jepitanya sudah patah, tapi tak sulit memperbaikinya," pikirnya. "Kebetulan gelang ini bisa kupakai ke pesta ulang tahunnya Judi sabtu depan."

rupanya "rejeki nomplok" tersebut menjadi bahan pertengkaran antara Sita dengan Ibunya. "Jangan kau pakai Nak, itu bukan milikmu!" demikian sergah sang ibu. "Sebagai orang tua selama ini kan ibu sudah menanamkan kejujuran dan kesederhanaan hidup padamu." Tarik menarik antara sikap jujur dan aji mumpung berkecamuk di hati anak itu. Sita yakin kalau gelang itu dikembalikan belum tentu jatuh kepada pemilik gelang itu. Ia ingin memakai gelang itu ke pesta dahulu, sebelum mengembalikan gelang itu kepada pemiliknya

Sikap Ibu tidak berubah. Tak ada kata tapi, gelang itu harus dikembalikan secepatnya

Sabtu malam dengan pikiran galau karena tidak kesampaian memakai perhiasan bagus, Sita datang ke pesta Judy. Namun ada pemandangan yang membuatnya kaget. Ibu Judy memakai gelang persis seperti yang Ia kembalikan kemarin
"Jud, gelang yang dipakai Mami mu bagus sekali."
"memang. Itu barang istimewa yang tidak ada duanya. Didesain khusus atas pesanan Mami," Ujar Judy dengan bangga."Itu perhiasan yang paling disukai oleh Mami. Minggu lalu gelang itu hilang di taksi. Ibu sangat sedih dan putus asa. Ia sudah pasrah, tak akan bisa gelangnya kembali. Terimakasih tuhan, ada seorang manusia baik dan berhati mulia mengembalikan gelang tersebut ke perusahaan taksi yang dipakai mami."

Sita tersenyum tersipu. Dalam hatinya Ia bersyukur mau menuruti perintah Ibunya. Seandainya nekat, tak terbayang betapa Ia akan kehilangan teman dekat dan dipermalukan didepan orang banyak

No comments