Pemanfaatan Buah-buahan Busuk Sebagai Bahan Pembuat Ragi Cair
Salah
satu sampah yang ada di masyarakat saat ini adalah sampah organik dan
anorganik, penanganan sampah harus dilakukan dengan baik, cermat, dan
serius.Penanganan sampah dalam suatu kota atau wilayah merupakan
tanggungjawab seluruh penduduk kota atau wilayah tersebut, baik pihak
pemerintah maupun masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
gencarnya pengelolaan sampah pada beberapa komunitas, baik rumah tangga
maupun komersial. Selain itu, banyak anggota komunitas yang mulai
menyadari dan memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai
ekonomi yang dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai bahan baku kerajinan,
pengolahan yang menghasilkan pupuk kompos, dan pengolahan yang
menghasilkan energi, atau menjadikannya menjadi yang lebih bermanfaat
lagi seperti yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengubah sampah
dari limbah buah busuk menjadi bahan yang lebih bermanfaat yaitu ragi. Ragi merupakan tumbuh- tumbuhan bersel satu yang tergolong kedalam keluarga cendawan.Â
Peragian
adalah istilah umum yang mencangkup perubahan gelembung udara dan yang
bukan gelembung udara ( aerobik dan anaerobik ) yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari
mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang
adonan dengan produksi gas karbondioksida, ragi terdiri dari sejumlah
kecil enzym, termasuk protease, lipase, invertase, maltase dan zymase.
Enzym yang penting dalam ragi adalah invertase, maltase dan zymase.
Enzym invertase dalam ragi bertanggung jawab terhadap awal aktivitas
fermentasi. Enzym ini mengubah gula (sukrosa) yang terlarut dalam air
menjadi gula. Saat
ini banyak sekali makanan yang menggunakan ragi dalam proses
pembuatannya antara lain roti, tape, tempe dan masih banyak lagi dengan
pembuatan ragi cair dari limbah buah busuk ini selain dapat mengurangi
dampak akibat lingkungan juga bermanfaat sebagai bahan yang bisa
digunakan sehari-hari.

Pada
pembuatan ragi cair ini digunakan empat jenis buah jenis yang berbeda,
yaitu Pear (A), apel (B), pisang (C), dan jambu monyet (D). Bagian buah
yang busuk dibersihkan dengan pisau untuk dibuang bagian yang busuk dan
diambil bagian yang masih baik kemudian dicuci. Sebanyak 200 gram buah
pear 200 gram buah pisang dan 200 gram jambu monyet, 200 gram buah apel
dimasukan dalam gelas toples dan ditambahkan air sebanyak 500 ml
Setelah
dimasukan dalam toples atau wadah maka campuran tersebut disimpan
selama 5hari dan diamati setiap hari untuk pertumbuhan ragi cair
tersebut. Pada hari kedua mulai timbul adanya gelembung putih pada wadah
(kecuali wadah Jambu monyet) dansetelah tiga hari maka gelembung putih
pada air bagian atas buah semakin banyak, setalah lima hari bagian
cairan atau filtrat merupakan ragi cair yang siap digunakan. Dari hasil
percobaan bahwa label D (Jambu monyet) tidak menunjukan perubahan,
sehingga ragi pada jambu monyet tidak terbentuk dan tidak digunakaan
dalam penelitian ini.
Dari
hasil pengamatan menunjukan bahwa buah yang menghasilkan ragi paling
banyak adalah buah pisang (C) yang ditandai semakin banyaknya warna
putih dan gelembung yang ada pada wadah C tersebut. Setelah 5 hari maka
larutan di ambil dan dipisahkan dari bagian buah dengan cara
menyaringnya. Hasil ragi kemudian disimpan dan digunakan untuk diuji
dengan membuat tape dan roti.
Untuk
menguji hasil ragi yang telah di buat maka dilakukan uji fermentasi
terhadap karbohidrat atau pembuatan tape dari singkong dengan
menggunakan ragi yang telah dibuat, sebanyak 10 gram singkong dimasukan
kedalam botol plastik dan ditambahkan sebanyak 100 ml ragi cair keudian
diaduk hingga merata, bagian atas dari botol plastik dilubangi dan di
hubungkan ke air untuk tempat keluarnya gas CO2 sebagai bukti hasil dari
fermentasi telah berhasil
Dari
hasil fermentasi menunjukan bahwa pada hari kedua terdapat gelembung
gas pada air di ujung selang dan gelembung putih pada botol. Pada hari
ketiga gelembung gas pada air dan gelembung putih pada botol bertambah
banyak, hal ini menunjukan bahwa proses fermentasi ini berhasil karena
telah terbentuk CO2 pada proses pembuatan tape ini
Ragi
cair yang telah dibuat diaplikasikan dengan untuk membuat roti,
sebanyak 2 telur dimasukan kedalam wadah, kemudian dimasukan tiga sendok
tepung maizena tepung dan telur diaduk hingga menyatu kemudian
ditambahkan gula sebanyak 3 sendok makan. Kemudian ditambahkan 200 ml
ragi cair yang telah di buat. Adonan diaduk sampai tercampur ditaruh
cetakan dan diberi pewarna sesuai keinginan. Pada pembuatan roti ini
Pada
pembuatan roti ini, ragi dari buah pear (A) digunakan untuk roti yang
berwarna hijau, ragi dari apel (B) untuk roti yang berwarna hitam dan
ragi dari pisang (C) untuk membuat roti yang berwarna coklat. Dari hasil
percobaan menunjukan bahwa hasil yang dibuat dengan menggunakan ragi
cair tidak berbeda dengan menggunakan ragi dan fernipan yang digunakan
untuk membuat roti pada umumnya
No comments